CARA TUNE UP MESIN MOTOR
Berikut ini adalah kutipan - kutipan dari artikel yang sudah di muat sebelumnya, tanpa mengurangi rasa hormat kepada penulis dan hanya dimaksudkan untuk berbagi ilmu kepada semua Rider Indonesia...
Posted by triatmono in Otomotif, Parts.
trackback
well.. di artikel ini dan kalau ada waktu lebih, gue juga
ingin membahas mengenai 2 Stroke Performance Tuning..!!! Yah sebagian besar
ilmunya diambil dari A. Graham Bell, dimana bukunya banyak dijadikan acuan
dalam ngelakukan tuning motor 2 stroke…!!! Oke.. pertama sekali mengenai
cylinder head. Terkait dengan hal ini yang paling penting adalah shape
(lekukan) dari combustion chamber dan letak dari posisi busi. Untuk optimum
performance maka usahakan combustion chamber ( DOME ) sekecil mungkin, dan
letak busi ditengah-tengah…!!! Kenapa begitu…???
Karena….eee..karena… kalau letaknya ditengah, proses pengapian
juga berlangsung secara sempurna, dan menghindari terjadinya pengapian lebih
dini… (weleh kadang segala
sesuatu yang berbau dini ..kok nggak baik yah). Pengapian dini
ini bisa terjadi jika ada ‘end gas’ yang terkumpul akibat panas dan tekanan
piston mendekati Top Dead Center (TDC atau istilahnya titik mati atas). So
intinya usahakan di tengah tuh busi…!!! Ada juga yang mendesign agak menjauh
dari exhaust port (offset squish type combustion chamber), dengan pertimbangan
tempat dekat exhaust port ini adalah tempat paling panas, dan untuk menghindari
‘end gas’ maka posisi diletakkan sebagaimana gambar no.2 diatas.
Selanjutnya yang sangat mempengaruhi adalah squish clearance.
Sebagai contoh motornya Doni Tata ‘TZ250′, diameter bore nya ukuran 54mm,
dengan uncorrected compression ratio 15:1, maka ruang CCV (combustion
chamber volume) sekitar 8.8cc, dan
standard squish cleanrancenya sekitar 1.7mm. Dan ukuran ini
akan membuat inlet charge lost sebesar 22%. Jika squish cleanrance
dikecilin menjadi 0.8mm maka lost nya bisa ditekan sekitar 10%, dan
implikasinya power akan naik sekitar 5-6% dari dynograph. Tapi ini ada
ukurannya nggak seenaknya aza… karena kalau terlalu kecil squish clearancenya
piston akan berantakan pada RPM tinggi… karena tekanan dan panas ledakan…!!!
Minimum squish clearance untuk ukuran cylinder dapat dilihat di tabel diatas.
Is it clear…???
DURASI KEM
durasi kem standar sangat kecil menurut saya untuk mesin
balap karena kurang dari 285 derajat. Nah bagaimana kita dapat menseting agar
hasilnya lebih dari 300 derajat?. Mari kita gunakan cara ukur untuk
menghasilkan durasi kem yang Cara mengukur durasi kem berdasarkan patokan dial
gauge berputar 1 mm. Angka durasinya hanya besar dengan cara diukur berdasarkan
kem pertama menyentuh rocker arm.
Untuk mengukurnya kita pasang busur derajad yang digunakan untuk mengukur
durasi di magnet sekaligus kita pasang jarum penunjuk. Untuk penunjuk ini kita
bisa gunakan kawat besi yang dililitkan pada baut penutup magnet dan sisakan
beberapa centi sebagai jarum penunjuk pada busur derajat. Seting mesin dalam
keadaan top atau piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) diikuti jarum
penunjuk pada titik nol busur derajad.
Pertama,ukur klep buang mulai Ex Open (EO) atau membuka. Gunakan tangan kanan
untuk memegang kunci ring dan memutar mur magnet. Putar ke kanan, sementara
tangan kiri anda memegang rocker arm klep out sambil digoyang untuk memastikan
klep bebas atau belum disentuh bagian kem yang benjol. Jika pelatuk dirasa
mulai tidak bergerak digoyang tangan, menandakan klep buang mulai terbuka.
Hentikan putaran tangan kanan dan silahkan lihat angka yang ditunjuk jarum
kawat penunjuk pada busur derajad. Catat hasil pengukuran.
Kemudian mengukur klep hisap In open (IO) atau membuka.
Gunakan tangan kanan anda untuk memegang rocker arm klep isap. Cek dengan cara
menggoyang untuk memastikan klep in masih tidak bergerak. Terus kita lakukan
pemutaran mur magnet dengan kunci ring hingga rocker arm free atau bebas. Catat
kembali hasil pengukuran.
Selanjutnya mengukur Ex Close (EC) atau klep buang menutup. Lakukan seperti
mengukur Ex open (EO) dengan tangan kanan memastikan pelatuk masih menekan klep
dengan keras. kemudian putar mesin kembali dan catatlah hasil pengukurannya.
Yang terakhir ukur In Close (IC) atau klep buang menutup. Sama seperti
cara-cara sebelumnya. Jika setelah mesin diputar dan anda rasakan pelatuk mulai
bergoyang, itu artinya klep mulai menutup. Kemudian catat hasil pengukuran
tersebut dan kita dapat mengukur durasinya dengan rumus seperti ini :
Klep Buang = EO + EC + 180
klep Isap = IO + IC + 180
Kemudian hitung dan lihatlah angka durasi yang dihasilkan oleh motor anda......
Mengenal Squish dan Dome pada cylinder
head
Diposkan oleh SMC JEMBER on Minggu, 11 Maret 2012 / Label: TEHNIK
Hallo
berjumpa lagi setelah tiga hari tidak posting karena kesibukan kantor, hari ini
saya akan mengenalkan apa yang di maksud dengan Squish dan Dome pada silinder
head. Istilah ini sering kita dengar di dunia balap, karena sangat berpengaruh
dengan performa motor. Karena apabila salah setingan dengan squish
bukannya menaikkan performa malah menurunkan performa motor.
Pada squish ada istilah lebar squish, sudut squish, dan jarak
squish dengan piston. Yang di maksud dengan lebar squish adalah lebar dari
irisan dari bibir silinder head sampai bibir dome. Sudut squish adalah derajat
kemiringan squish diukur dari rata kepala silinder. Dan Jarak squish adalah
jarak aman piston dengan squish, karena apabila jarak ini tidak diatur dengan
baik piston akan berbenturan dengan kepala silinder. (Lebih jelasnya lihat
gambar)
Fungsi Squish adalah sebagai pengarah turbulensi campuran bahan bakar
dan udara pada dome agar terbakar sempurna. Dan fungsi lainnya adalah sebagai
pemampat kompresi motor agar kompresi lebih tinggi, oleh sebab itu banyak
mekanik balap yang memapas silinder head dan mengatur ulang squish untuk
mendapatkan kompresi tinggi pada motor.
Yang di maksud DOME pada silinder head adalah kubah tempat terbakarnya
campuran bahan bakar. Bentuk dome atau kubah di pengaruhi oleh sudut kemiringan
klep, semakin kecil volume kubah semakin tinggi kompresi mesin.
MODIFIKASI MESIN 2 TAK – BASIC –
Posted: 26 September 2009 in drag
bike, Fungsi dan Cara Kerja
Tag:2 tak, blok, drag, f1zr, karburator, Kencang,
knalpot, kop, korek, kruk as, magnit, membran,
mesin, modif, modifikasi, motor, racing, rasio,
satria, suzuki, tips, trik, vforce, Yamaha
120
Basic 2 stroke Tuning
Merubah tenaga dari mesin 2 tak sesungguhnya sangat simple
ketika kamu mengetahui teknik dasar mesin 2 tak. Kebanyakan kesalahan adalah
memilih kombinasi yang kurang pas dari komponen mesin sehingga mesin justru
berlari lebih parah dari standardnya, pernah mengalami? Karena memodifikasi
mesin 2 tak memerlukan tidak hanya budget yang besar dalam pendanaan melainkan
juga strategi modifikasi. Seperti kutipan graham bell pada halaman pertama buku
TWO-STROKE PERFORMANCE TUNING karangannya, modifikasi dan pengerjaan yang
terlalu berlebihan ( bore up , porting terlalu lebar / tinggi ) bisa jadi
justru menyakitkan karena hasil yang jauh dari harapan. Namun pengerjaan
sederhana, berhati-hati, dan menunda untuk modifikasi extreme belakangan bisa
jadi adalah kunci kinerja mesin 2 tak.
SIKLUS MESIN 2 TAK
PRINSIP KERJA 2 TAK
Meski mesin 2 tak terlihat lebih simple dari mesin 4 tak,
dengan komponen yang sangat sedikit, hanya piston didalam silinder, namun
sesungguhnya mesin 2 tak sangat komplex dalam kalkulasi : utamanya memanfaatkan
dinamika gerak gas dalam mesin untuk menghasilkan tenaga. Ada fase-fase berbeda
yang sangat berpengaruh didalam crankcase maupun didalam blok cylinder pada
waktu bersamaan, sehingga mesin 2 tak mampu bekerja lebih efisien (hanya cukup
360 derajat putaran kruk as, dibanding 720 derajat putaran kruk as oleh mesin 4
tak) inilah yang menyebabkan ledakan tenaga mesin 2 tak terasa menyengat
dibanding 4 tak. Rahasia tenaga mesin 2 tak adalah pengaturan kompresi
primer dan sekunder didalam mesin.
Inilah mengapa seringkali kita menyarankan pada rat rider
kalau ingin mengirim mesin untuk dikerjakan sebaiknya seluruh mesin atau
motornya dipaketkan sekalian, karena tidak cukup hanya modifikasi blok atau
head saja. Mari kita amati cara kerja mesin 2 tak dalam sisi dinamika gas :
1) Awal mula piston berada pada titik mati
atas (TMA , nol derajat kruk as) bunga api mulai meletik dan gas dalam ruang
bakar menyebar dan mendorong piston turun sebagai awal langkah usaha. Gaya
dorong piston ini menekan gas ke dalam crankcase hingga menyebabkan petal
terbuka. Kompresi pada kruk as tersebut penting untuk menimbulkan kekuatan
hisap pada reed valve, apalagi dibantu membran seperti v-Force dengan banyak
katub buluh sehingga meski kompresi rendah campuran gas segar sudah dapat
dengan mudah masuk. Pada sudut 90 derajat kruk as, dan piston berada dalam
akselerasi negatif maksimum, porting exhaust terbuka sebagai tanda berakhirnya
langkah usaha. Gas panas akan terbuang dengan sendirinya keluar ke knalpot.
Kompresi pada kruk as mulai melemah saat porting transfer mulai terbuka.
Tekanan dalam silinder harus diturunkan lebih rendah dari tekanan pada
crankcase dengan tujuan agar gas yang tidak terbakar dapat keluar dari transfer
ports selama masa pembilasan.
2) Transfer port terbuka sekitar 120 derajat
sebelum titik mati bawah (TMB). Pembilasan dimulai. Artinya gas segar keluar
dari porting transfer dan menyatu untuk membentuk sebuah siklus. Gas akan
bergerak ke atas menuju belakang silinder dan berputar terus membilas sisa
gas pembakaran dari proses power stroke. Penting bahwa sisa gas pembakaran
harus dibuang sempurna, untuk membuka ruangan bagi campuran udara segar ke
dalam ruang bakar. Itu adalah kunci membuat tenaga besar pada mesin dua tak.
Semakin banyak gas segar yang mampu di kompresi pada kubah pembakaran = semakin
besar tenaga tercipta!
Sekarang gas segar juga turut terbuang hingga bagian header
pada knalpot. Tapi gas segar ini tidak akan lolos begitu saja karena gelombang
tekanan kompresi mempunyai pantulan dari desain ujung pipa knalpot yang baik,
untuk membawa paket gas segar kembali ke dalam silinder sebelum piston menutup
seluruh lubang porting. Inilah keunikan dari efek SUPER CHARGE pada mesin 2
tak. Dari sini terlihat betapa pentingnya desain knalpot 2 tak, perhitungan
matang untuk mengurangi trial n error sangat dibutuhkan. Keunggulan utama dari
mesin 2 tak adalah bahwa mereka mampu membakar lebih banyak udara/bahan-bakar
dibandingkan kapasitas mesin yang terhitung melalui kalkulasi. Sebuah contoh :
Mesin 4 tak 125 cc sesungguhnya mungkin hanya mampu membakar 110 cc campuran
udara/bahan-bakar dalam silinder, dengan efisiensi pabrikan 88 % (kemungkinan
lebih rendah dari itu) sedangkan mesin 2 tak 125 cc standard kemungkinan bisa
membakar 180cc campuran udara-bahan bakar didalam silinder. Mampu melihat
bedanya? Bisa membuat gambaran bagaimana merancang mesin 4 tak agar mampu
melawan mesin motor 2 tak?
porting 2 tak
3) Kini kruk as telah berputah melewati
titik mati bawah (180 derajat) dan piston memulai langkah upstroke. Gelombang
kompresi yang memantul dari pipa knalpot membawa gas segar kembali melewati
exhaust port (kini juga berfungsi menjadi inlet port bukan?) seiring piston
menutup seluruh porting maka kompresi dimulai. Di dalam kruk as, tekanan
menjadi lebih rendah dari tekanan atmosfer, menimbulkan kevakuman dan hisapan
ini akan mebuka katub buluh dan memasukkan gas segar ke dalam crankcase.
4) Gas yang tidak terbakar akan tertekan dan
beberapa saat sebelum piston meraih TMA, sistem pengapian akan meletikkan bunga
api dan memulai proses pengapian. Dan siklus akan terus berulang.
Pelajari bagaimana proses dasar mesin 2 tak bekerja. Kapan
porting mulai terbuka dan tertutup dalam durasi derajat kruk as, niscaya
modifikasi kita akan berada pada jalan yang tepat.
PORTING
Tuning Blok 2 tak dengan bor 90 derajat... mantapp :: pro
tuning
Porting dalam silinder didesain oleh para insinyur untuk
menciptakan tenaga dalam rentang RPM tertentu sehingga menghasilkan karakter
mesin tersendiri. Mengurangi metal dalam porting (exhaust dan transfer) berarti
merubah durasi, luasan area, volume, serta sudut porting dengan tujuan untuk
menentukan rentang tenaga sesuai kondisi trak dan karakter pengemudi. Sebagai
contoh, mengendarai RM250 pada pegunungan berbatu perlu penyetelan agar tenaga
lebih berisi pada putaran bawah – menengah karena mendaki lembah dan kelembaban
udara pegunungan. Bagaimana kita mampu memodifikasi sebuah mesin? Sebelumnya
kita harus mendapat sebanyak mungkin data dan informasi tentang karakteristik
mesin standard pabrikannya. Kalkulasi ini penting ketika menyangkut PORTING –
LUASAN AREA – DURASI. Ukuran area porting dan durasi berhubungan dengan
kapasitas mesin dan RPM (mirip durasi noken as bukan?) Kemudahan kita memahami
mesin 4 tak akan membawa kita pada pemahaman lebih dalam pada dinamika mesin 2
tak. Mudah untuk membuat 2 tak kencang, lebih mudah membuat mesin 2 tak lambat.
Dan perlu kalkulasi mendalam untuk menciptakan mesin 2 tak yang Sangat
Kencang!.
CYLINDER HEAD
Cylinder heads bisa dibentuk ulang untuk menciptakan karakter
mesin. Head dengan diameter kecil dan ruang bakar yang dalam, serta squish
lebar ( 60% dari area boring ) Dikombinasi dengan rasio kompresi 9 : 1 akan
sangat pas dengan karakter mesin motorcross. Serta beberapa kombinasi lain akan
memunculkan karakter mesi yang berbeda. Squish lebar dengan kompresi tinggi
akan menciptakan turbulensi gas dalam ruang bakar. Diukur dalam satuan Maximum
Squish Velocity, dalam satuan meter per detil. Supercross engine harus memiliki
MSV sekitar 28 m/s. Perlu software khusus untuk menghitung MSV. Dalam buku
graham bell, ada patokan tersendiri untuk menentukan karakter mesin (power band
– RPM range).
CARBURETOR
Karburator pada mesin 2 tak adalah nyawa setelah modifikasi
porting dan pengaturan kompresi. Karena durasi porting akan mempengaruhi puncak
RPM mesin maka venturi karburator yang pas harus dilakukan dengan hati-hati.
Secara umum, karburator kecil memiliki velocity tinggi dan cocok untuk karakter
mesin yang mengandalkan torsi , dan tenaga pada RPM menengah. Untuk mesin 2 tak
125 cc, karburator dengan venturi 34mm akan cocok untuk berlomba pada
supercross yang membutuhkan tautan-tautan torsi menuju power sangat cepat.
Karburator 36 mm akan bekerja untuk yang membutuhkan speed.
REED VALVE
Membran! Sudah kami bahas panjang lebar tentang pentingnya
klep pada motor 2 tak ini. Berpikirlah membran ini seperti klep pada mesin 4
tak. Semakin besar klep dengan luasan area yang lebar akan sangat bermanfaat
untuk diperas tenaganya pada putaran mesin tinggi. Membran dengan lidah
berjumlah 6 atau lebih akan menjadi pemimpin di lomba, disaat mesin dengan
katub buluh berjumlah 2 atau 4 kehabisan nafas.
Ada 3 faktor penentu dalam pemilihan mebran : Sudut petal,
Material petal, Ketipisan katub buluh. Rahasia tingkat tinggi ala mekanik
internasional akan mudah kamu dapatkan pada membran buatan v-force, kala kita
sudah kehabisan akal memodifikasi membran standard dengan main ganjal dan
porting rumah membran. Material petal dari karbon kevlar yang sangat ringan
akan membantu akselrasi hingga mensuplai di putaran tinggi. Pastikan mesin anda
disokong perangkat isitimewa ini sebelum berlomba. Kekalahan akan terasa
menyakitkan jika kita tidak mempersiapkan mesin pacuan kita dengan sempurna.
PIPA KNALPOT
Gelombang energi akan banyak dipasok dari hitungan dan desain
knalpot yang tepat! Diameter, panjang, terutama 5 bagian utama dari pipa
knalpot 2 tak akan menjadi daerah rawan untuk menciptakan tenaga pada RPM
tertentu. Area itu adalah : Header, Difuser, Dwell, Baffle, dan Stinger. Secara
umum, knalpot yang baik harus mampu menaikkan tenaga pada rpm lebih tinggi.
Pastikan keseuaian silinder mesin dengan knalpot serta RPM yang akan sering
dipakai sebelum memesan sebuah knalpot.
Exhaust tuning
TIPS UNTUK BORE UP CYLINDER
Ketika kamu merubah kapasitas dalam silinder mesin, ada banyak
faktor yang harus diperhatikan. Seperti : porting, rasio kompresi, jetting
karburator, silencer dan timing pengapian. Ukuran dan durasi porting exhaust
dan intake terbuka, berbanding dengan kapasitas mesin dan RPM. Ketika dinding
liner digerus untuk memasukkan piston yang lebih besar, sadarkah bahwa transfer
port akan berubah sudut, dan porting exhaust akan mengecil? Dan ketika kamu
langsung saja melakukan hal ini, maka torsi pada RPM rendah akan melimpah, dan
tenaga diputaran atas melemah.
Merubah sudut ruang bakar harus dilakuakan , serta rasio kubah
dengan squish harus diatur ulang menyesuaikan diameter piston yang baru. Piston
lebih besar berarti turbulensi lebih keras, sehingga squish harus dipersempit.
Volume kubah ruang bakar harus diatur menyesuaikan kapasitas mesin yang baru.
Atau mesin hanya akan terasa ’berhenti’ di putaran tinggi, berlari datar begitu
saja. Bahkan lebih buruk akan timbul detonasi.
Tetap Sehat – Tetap Semangat! Biar Bisa Modifikasi Mesin Tiap
Hari.
TERIMA KASIH KEPADA SELURUH PIHAK YANG SUDAH BERBAGI ILMU DENGAN KUTIPAN - KUTIPAN DI ATAS...SEMOGA DAPAT BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA...
----------- SALAM RIDERS INDONESIA------------